Mumpung weekend dan ada waktu kosong untuk menulis, saya ingin menulis sesuatu supaya bisa mengobati kerinduan terhadap kampung halaman di Sukabumi. Bagi yang berdomisili atau sudah pernah singgah di Kota Sukabumi pasti tahu akan suasana kotanya yang nyaman dan tentram, hal ini dikarenakan penduduknya yang tidak terlalu ramai. Kota kecil ini memiliki hawa yang sejuk karena tepat berada di kaki gunung Gede Pangrango.
Sukabumi pun terkenal akan destinasi wisatanya dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan pada akhir pekan atau hari libur. Hal ini dikarenakan daerah ini tidak terlalu jauh jaraknya dari Ibu Kota Jakarta, yakni hanya sekitar 120 km saja. Tetapi akhir-akhir ini banyak orang dari Jakarta malas berkunjung ke Sukabumi, mungkin dikarenakan kemacetan yang sangat parah di sepanjang ruas jalur Bogor-Sukabumi. Dengan menggunakan mobil pribadi/umum via jalan darat dari Bogor saja dapat memakan waktu tempuh sekitar 3-6 jam.
Dulu sewaktu saya masih bekerja di Jakarta untuk pulang kampung saja bisa memakan waktu antara 5 jam atau bahkan pernah sampai 10 jam pada saat kondisi jalan sedang sangat macet. Entah kapan proyek jalan tol Bogor-Sukabumi yang diharapkan dapat mengurai kemacetan itu dapat selesai dibangun. Namun lain ceritanya jika menggunakan kereta api jurusan Bogor-Sukabumi. Dapat dipastikan anti macet dengan waktu tempuh sekitar 2 jam 20 menit saja. Mungkin transportasi kereta api dapat dijadikan pilihan bagi sobat traveler yang ingin berkunjung ke Sukabumi, tetapi untuk menggunakan moda transportasi yang satu ini, penumpang disarankan harus memesan tiket dari jauh-jauh hari dikarenakan tiket kereta yang selalu cepat habis terjual.
Dulu sewaktu saya masih bekerja di Jakarta untuk pulang kampung saja bisa memakan waktu antara 5 jam atau bahkan pernah sampai 10 jam pada saat kondisi jalan sedang sangat macet. Entah kapan proyek jalan tol Bogor-Sukabumi yang diharapkan dapat mengurai kemacetan itu dapat selesai dibangun. Namun lain ceritanya jika menggunakan kereta api jurusan Bogor-Sukabumi. Dapat dipastikan anti macet dengan waktu tempuh sekitar 2 jam 20 menit saja. Mungkin transportasi kereta api dapat dijadikan pilihan bagi sobat traveler yang ingin berkunjung ke Sukabumi, tetapi untuk menggunakan moda transportasi yang satu ini, penumpang disarankan harus memesan tiket dari jauh-jauh hari dikarenakan tiket kereta yang selalu cepat habis terjual.
Oke langsung saja, disini saya akan sedikit berbagi cerita akan keindahan alam yang ada di Sukabumi. Berhubung saya berdomisili di Kota Sukabumi, maka kali ini saya akan sharing area wisata terdekat dari kota, yakni menuju arah utara ke kaki gunung Gede Pangrango. Next time akan saya bahas juga mengenai wisata pantainya yang tidak kalah menarik di Sukabumi. Kali ini akan dibahas mengenai objek wisata di Kawasan Selabintana. Dalam tulisan kali ini saya akan berbagi secuil cerita akan kenangan indah yang pernah saya lalui.
Mendekati wilayah pondok halimun sebenarnya dikelilingi oleh tempat yang indah. Terdapat perkebunan strawberry, apel, dan lengkeng di daerah perbawati. Perkebunan sayuran rakyat pun akan dilewati sepanjang jalannya, tetapi nampaknya sengaja dihalangi oleh tanaman pagar oleh warga, mungkin agar pandangan pengemudi tetap fokus ke jalan. Masih terbias dalam ingatan saya akan kenangan semasa kecil, bahwa sepanjang jalan menuju pondok halimun penuh dengan tanaman arbei berwarna merah nan manis. Saat itu saya dan keluarga bila melewati ke kawasan ini selalu menyempatkan diri turun dari mobil, dengan membawa segelas air mineral kosong untuk diisi dengan buah arbei yang rimbun buahnya disepanjang jalan. Namun sayangnya sekarang tidak dapat kita jumpai lagi pemandangan seperti itu.
Begitu memasuki portal kawasan wisata Pondok Halimun langsung terlihat rumah kuno dengan arsitektur Belanda. Rumah inilah yang menjadi tempat shooting film Si Kabayan dulu dengan pemeran utama Didi Petet dan Desi Ratnasari. Saking terkenalnya rumah ini karena film Kabayan akhirnya dinamakan Mess Kabayan, setahu saya rumah ini bisa disewakan kepada pengunjung yang berminat dengan menghubungi pengelola Pondok Halimun yang tidak jauh lokasinya dari portal pintu masuk.
Pondok halimun atau biasa dikenal masyarakat sekitar dengan sebutan PH berada pada ketinggian 1000 m dpl, jaraknya sekitar 10 km ke arah utara Kota Sukabumi. Sesuai dengan namanya yakni pondok halimun yang dalam bahasa sunda "halimun" artinya kabut. foto diatas kalau tidak salah saya ambil sekitar pukul 01.00 WIB siang hari sehabis turun hujan. Memang daerah ini sering ditutupi oleh kabut pada pagi hari. Melihat fotonya saja bisa terbayang kan bahwa suasananya sangatlah damai dan tenang jauh dari hiruk pikuk kota besar. Sepanjang mata memandang terhampar luas perkebunan teh peninggalan jaman Belanda dulu. Meluangkan waktu sesaat disini dipastikan dapat menghilangkan stress. Ditambah terdapat beberapa saung beratap seng sederhana yang cukup luas di sekitar kebun teh yang biasanya dijadikan tempat berjualan penduduk sekitar yang menjual makanan dan minuman hangat kepada pelancong yang datang.
Foto yang di upload di blog ini diambil sewaktu jaman saya kuliah dulu, mudah-mudahan bisa membantu penjelasan saya mengenai judul tulisan kali ini. Perkebunan teh di Pondok Halimun sebenarnya sangatlah luas, bahkan jika menyusuri jalan setapak luasnya tidak kalah dengan yang ada di Puncak Bogor. Hanya saja akses jalan beraspal tidak melalui seluruh perkebunan teh yang ada, sehingga pengunjung seringkali menyangka perkebunan teh di daerah ini tidaklah luas.
Bila anda sudah puas memandangi hamparan perkebunan teh, perjalanan dapat dilanjut menyusuri jalanan aspal yang berkelok-kelok menyusuri perkebunan teh menuju ke tempat perkemahan yang bernama "perkemahan elang jawa". Bumi perkemahan ini saya rasa infrastrukturnya sudah cukup baik, fasilitas pun lumayan lengkap, mulai dari mushola, kamar mandi yang layak, dan area parkir yang luas. Warung sederhana pun berjejer rapih menjual jagung bakar dan kebutuhan sederhana lainnya, tersedia pula fasilitas penitipan barang, ataupun penyewaan tenda, serta keperluan berkemah seperti kayu bakar dan lainnya. Tempat ini pun merupakan salah satu pintu masuk jalur pendakian Gunung Gede Pangrango. Sepengetahuan saya jalur pendakian ini jarang pengunjung dikarenakan jalur yang paling ekstrim, penuh tanjakan, dan terjal dari semua jalur yang ada.
Pondok Halimun Selabintana
Bagi traveler yang ingin menggunakan moda transportasi umum, untuk sampai ke tempat ini dari terminal Kota Sukabumi dapat menaiki angkot nomor 15 berwarna kuning lalu berhenti di depan RS.Samsudin SH atau biasa dikenal RS.Bunut lalu dilanjutkan dengan angkot jurusan Selabintana nomor 10 berwarna merah. Namun jika dari Stasiun kereta api, terlebih dahulu naik angkot nomor 01 berwarna pink atau bisa juga angkot nomor 08 berwarna hijau, kemudian dilanjutkan dengan angkot jurusan Selabintana nomor 10.Mendekati wilayah pondok halimun sebenarnya dikelilingi oleh tempat yang indah. Terdapat perkebunan strawberry, apel, dan lengkeng di daerah perbawati. Perkebunan sayuran rakyat pun akan dilewati sepanjang jalannya, tetapi nampaknya sengaja dihalangi oleh tanaman pagar oleh warga, mungkin agar pandangan pengemudi tetap fokus ke jalan. Masih terbias dalam ingatan saya akan kenangan semasa kecil, bahwa sepanjang jalan menuju pondok halimun penuh dengan tanaman arbei berwarna merah nan manis. Saat itu saya dan keluarga bila melewati ke kawasan ini selalu menyempatkan diri turun dari mobil, dengan membawa segelas air mineral kosong untuk diisi dengan buah arbei yang rimbun buahnya disepanjang jalan. Namun sayangnya sekarang tidak dapat kita jumpai lagi pemandangan seperti itu.
Begitu memasuki portal kawasan wisata Pondok Halimun langsung terlihat rumah kuno dengan arsitektur Belanda. Rumah inilah yang menjadi tempat shooting film Si Kabayan dulu dengan pemeran utama Didi Petet dan Desi Ratnasari. Saking terkenalnya rumah ini karena film Kabayan akhirnya dinamakan Mess Kabayan, setahu saya rumah ini bisa disewakan kepada pengunjung yang berminat dengan menghubungi pengelola Pondok Halimun yang tidak jauh lokasinya dari portal pintu masuk.
Perkebunan teh Pondok Halimun |
![]() |
Teman semasa kuliah, dari kiri ke kanan : Umam, Ilham, Diki, Eka, & Ade |
![]() |
Berfoto di sisi lain kebun teh yang baru saja dipanen, dengan latar kabut penuh misteri |
![]() |
Sekilas penampakan kawasan wisata Pondok Halimun |
Curug Cibeureum TNGP Selabintana
Jika anda berjiwa petualang dan memiliki fisik yang prima, sempatkanlah menembus hutan dan mencapai hulu sungai yang merupakan "Curug". Curug adalah bahasa sunda yang dalam bahasa indonesia artinya adalah "Air Terjun". Curug Cibeureum merupakan destinasi favorit yang sangat sayang bila dilewatkan jika anda berkunjung ke daerah ini. Dari bumi perkemahan dapat ditempuh dengan jarak kalau tidak salah 2,5 km dengan waktu tempuh sekitar 1-2 jam jalan kaki dengan jalur yang terawat. Namun untuk mencapai curug memerlukan perjuangan lebih. Hal ini dikarenakan medannya membelah hutan, jalan setapak lurus dan menanjak, serta beberapa kali harus menyeberangi sungai, melewati pohon tumbang, dll. Tapi saya yakin bila bertualang bersama dengan keluarga ataupun teman kelelahan tidak akan terasa, malah anda dapat menikmati segarnya udara pegunungan dan pepohonan yang masih asri di sepanjang perjalanan.![]() |
Jalan setapak menuju Curug Cibeurem diapit pepohonan yang rapat |
![]() |
Perjalanan menuju Curug Cibeureum Selabintana |
Pelan tapi pasti menapaki jalan terjal dibalik hutan nan rimbun, melewati ilalang dan tetumbuhan liar, dari jarak 200 meter meskipun tertutup pepohonan anda dapat mendengar sayup-sayup gemerincik air yang jatuh dari ketinggian. Tak lama kemudian nampaklah air terjun berketinggian kurang lebih 50 meter dihadapan. Terbayar sudah lelah oleh pemandangan alam yang memanjakan mata. Sebagai informasi bahwa di kaki gunung Gede Pangrango terdapat 2 Curug Cibeureum, bernama sama, di kawasan sama, tetapi berada di 2 kabupaten berbeda, yang satu berada di Sukabumi dan lainnya di Cianjur.
![]() |
Curug Cibeureum Sukabumi |
![]() |
Brrr... Dingin.. :D |
![]() |
Batu tapa yang berada persis dibawah curug cibeureum |
Bagi para penderita hipotermia tidak disarankan untuk masuk dan berendam di air terjun, hal ini dikarenakan dinginnya air layaknya air dalam lemari es, bila anda tidak percaya silahkan datang dan buktikan sendiri.
![]() |
Bonus : Wave dance :D |
Ada pemandangan tak lazim yang membuat saya sangat heran sampai sekarang dengan penduduk asli daerah sini. Seringkali bila berkunjung anda akan menemui pedagang yang berjualan di sekitar wilayah Curug Cibeureum ini. Tukang cilok alias baso tusuk yang ditemui membuat saya tak habis fikir bagaimana caranya dia memikul dagangannya melewati medan yang cukup berat dan berjualan di sekitar curug. Sebagai pembanding, pembaca mungkin bisa melihat foto dibawah ini.
![]() |
Medan Perjalanan VS Tukang Cilok |
Melewati jalanan terjal pada gambar kiri selama 2 jam sambil memikul dagangannya apakah mungkin ?, luar biasa !!, atau bisa jadi dia melewati jalur rahasia lain yang hanya diketahui penduduk sekitar. Hmm.. Still a mystery.. Bagaimanapun juga, tukang cilok ini sangat berjasa bagi pengunjung yang kelaparan :D
Bumi Perkemahan Pondok Halimun Selabintana
Salah satu kegiatan menyenangkan menurut saya yang dilakukan di alam bebas bersama dengan teman-teman atau keluarga terdekat adalah berkemah. Bumi perkemahan yang ada di pondok halimun tertata dengan apik oleh pemerintah daerah setempat. Daerah ini banyak dikunjungi oleh pelancong dari Jabodetabek, terutama yang sering saya lihat adalah anak sekolah yang mengadakan kegiatan pramuka. Setelah melewati pintu masuk ada tangga dan jembatan menuju aliran sungai, ada mushola yang bersih, beberapa gazebo permanen yang biasa digunakan pengunjung untuk sekedar beristirahat, dan ada pula taman bermain anak-anak sederhana berupa ayunan, papan jungkat-jungkit, dan perosotan. Terdapat pula jalan setapak beralaskan batu yang membelah tempat ini, apabila ditelusuri terlihat di kanan dan kiri banyak batu-batu besar seukuran rumah, mungkin batu-batu bekas letusan gunung Gede Pangrango. Di sepanjang jalan ini terdapat lembah beralaskan rumput terhampar disertai dengan aliran sungai cipelang yang jernih di sisinya, di tempat inilah kawasan untuk mendirikan tenda. ![]() |
Berkemah di sisi sungai |
Bumi perkemahan ini dinamakan Elang Jawa bukan tanpa alasan,karena jika anda beruntung menatap langit biru seringkali dilewati oleh Elang Jawa. Bahkan berdasarkan pengalaman saya berkemah, pada malam hari saya mendengar suara-suara primata yang menurut penduduk sekitar masih banyak hewan langka di daerah ini, seperti Owa Jawa dan Lutung yang hidup di hutan sekitar wilayah setempat yang hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari sekitar areal perkemahan. Bagi para pengunjung yang tidak membawa tenda, warga setempat beserta pengelola kawasan biasanya menyewakan tenda. Untuk masalah harga jujur saya lupa, amannya bawalah perlengkapan yang lengkap yang sekiranya dibutuhkan selama berwisata di tempat ini. Pesan saya bila berkunjung ke pondok halimun maupun tempat alam lainnya jagalah lingkungan sekitar, pelihara kebersihan, cintailah alam sebagaimana anda mencintai diri anda.
Next time akan saya posting kawasan wisata "Situ Gunung" yang tak kalah indah di Sukabumi.
Terimakasih sudah membaca.
Selesai..
Penulis : Nanda PP
Next time akan saya posting kawasan wisata "Situ Gunung" yang tak kalah indah di Sukabumi.
Terimakasih sudah membaca.
Selesai..
Penulis : Nanda PP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar